Iklan

Maleo News
Friday, May 22, 2015, 2:46:00 PM WIB
Last Updated 2019-03-25T18:00:41Z
catatan harian

Belum Saatnya Jokowi Diturunkan

Advertisement
jhon miduk
Era pemerintahan Jokowi baru seumur jagung tetapi tuntutan rakyat sudah menjamur dan berlalulalang sana-sini. Bukan perkara mudah memang menjadi seorang Presiden harus menanggung banyak resiko yang sangat banyak dan diperlukan mental yang tinggi untuk menghadapi kendala yang ada. Bukan tanpa alasan juga demonstrasi yang terjadi terutama yang baru-baru ini diprakarsai oleh mahasiswa karena kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro-rakyak sesuai dengan janji kampanye Jokowi-JK dulu.

Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi-JK seringkali berbenturan dengan kebutuhan rakyat kecil seperti pengurangan subsidi BBM yang berpengaruh secara langsung kepada harga-harga kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok.  Naiknya harga barang-barang pokok membuat daya beli masyarakat semakin melemah dan tentu berpengaruh kepada tingkat kesejahteraan masyaraka Indonesia, terutama golongan ekonomi menengah kebawah. Ini semuanya adalah gambaran realita yang telah kita lihat sehingga membuat para mahasiswa menjadi tidak sabar dan ingin segera menurunkan Jokowi-JK dari kursi kepala pemerintahan Republik Indonesia.

Meski demikian, tetapi perlu kita cermati bahwa terlalu dini untuk menilai sebuah kinerja pemerintahan Jokowi-JK apalagi kita mengkategorikannya dalam sebuah kata “Kegagalan”. Jika kita mengikuti perkembangan serta kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan oleh Jokowi-JK, sebenarnya kebijakan yang ditetapkan adalah kebijakan yang pro-rakyat, bahkah untuk rakyat untuk golongan ekonomi lemah sekalipun.

Jika kita menganalisis kebijakan penghapusan subsidi BBM yang berpengaruh kepada harga bahan pangan dan dasar, ini jelas adalah sebuah imbas yang telah kita prediksi sebelumnya. Tetapi, perlu difikirkan bahwa subsidi yang selama ini telah diberikan oleh pemerintah hanya bisa dinikmati oleh kalangan rakyat menengah keatas saja, atau kalangan yang memiliki kendaraan (mobil, motor, dan barang kendaraan lainnya), sedangkan kalangan yang tidak memiliki kendaraan tidak bisa menikmati subsidi BBM tersebut. Subsidi inilah yang ditutup oleh Jokowi-JK karena cenderung berkesan konsumtif. Dengan mengurangi subsidi, maka masyarakat diajak untuk cenderung lebih produktif daripada konsuntif, dana subsidi yang harusnya dinikmati oleh kalangan yang hanya memiliki kendaraan, kini bisa dinikmati oleh semua elemen masyarakat melalui pembangunan infrastruktur. Jika infrastruktur bertambah, jelas akan menambah mobilisasi ekonomi, sosial, pendidikan dan budaya kita terutama daerah-daerah yang berada di luar pulau Jawa sehingga kensenjangan ekonomi tidak akan terjadi lagi seperti sekarang ini.

Program seperti itu merupakan program yang seharusnya disadari oleh semua masyarakat, tetapi sayang dalam jangka pendek berakibat negative kepada masyarakat dengan melambungnya harga-harga barang, tetapi untuk jangka panjang harga-harga barang yang melambung sekarang akan mendorong masyarakat untuk menjadi lebih produktif sehingga bersiap menyambut infrastruktur yang telah dibangun. Bisa kita bayangkan jika subsidi BBM tetap dilakukan, mungkin untuk keadaan sekarang masyarakat tidak merasakan efek yang berarti seperti yang terjadi sekarang ini, tetapi kelak akan semakin mempersulit produktivitas masyarakat karena kurangnya infrastruktur serta kesenjangan ekonomi yang semakin terjal.

Menuntut kebijakan yang tidak pro-rakyat memang benar karena mahasiswa sejatinya tameng masyarakat untuk menyampaikan aspirasi kepada penyelenggaran pemerintahan. Jika mahasiswa menuntut Jokowi-JK untuk mundur dari jabatannya hanya karena kebijakan jangka pendek yang tidak bersahabat, tetapi kebijakan jangka panjang yang mendukung, jelas ini adalah sebuah kekeliruan dari para mahasiswa. Perlu pertimbangan yang lebih matang lagi agar hak untuk demonstrasi dan menyampaikan aspirasi tidak disampaikan dengan cara yang semena-mena. Terlalu dini untuk menentukan nasib seorang kepala Negara yang baru terpilih setengah tahun lalu karena Jokowi-JK toh tidak bersantai-santai di Istana. Kita bisa melihat mereka setiap hari selalu kesana dan kesini untuk melakukan dan meresmikan sebuah program baru dan yang pasti sudah banyak kemajuan yang berarti selama pemerintahan Jokowi-JK bagi republik Indonesia. Yang menjadi pertanyaan sebaliknya, Andai Jokowi-JK berhasil diturunkan, siapa yang menjadi Presiden Indonesia? 



@JhonMiduk